
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan pihaknya telah berinisiatif meningkatkan pengamanan di pusat perbelanjaan dan ritel sejak teror bom di Surabaya tanpa menunggu instruksi kepolisian. "Kita sudah mawas diri dari awal, ada warning (dari kepolisian) maupun tidak," kata Tutum kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2018.
Sebelumnya beredar broadcast larangan pergi ke pusat perbelanjaan atau mall di Jakarta dan Surabaya dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Detasemen Khusus 88. Pesan berantai itu disebar melalui grup-grup percakapan yang mengimbau masyarakat sementara waktu menghindari sejumlah mall di kota Jakarta dan Surabaya. Sejumlah tempat perbelanjaan itu diminta dihindari tak hanya hari ini tapi juga sampai besok, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca: Rudiantara Imbau Masyarakat Tak Viralkan Konten Teror Bom
Sedikitnya ada 15 pusat perbelanjaan di Jakarta yang diminta dihindari oleh masyarakat yakni: Grand Indonesia, Plaza Indonesia, FX Sudirman, Plaza Senayan, Pacific Place, Senayan City, Blok M Plaza, dan Gandaria City. Selain itu masyarakat diminta tak mendatangi Pondok Indah Mall, Pejaten Village, Mall Ambassador, Kota Kasablanka, Central Park, Mall Taman Anggrek, dan Mall Kelapa Gading.
Tak hanya di Jakarta, ada 5 pusat perbelanjaan di Surabaya disebut-sebut dalam pesan berantai tersebut. Kelima mall itu adalah Tunjungan Plaza, Pakuwon Plaza, Surabaya Plaza, Royal Plaza
dan Surabaya Town Square (Sutos).
Pesan berantai itu juga mengimbau agar masyarakat menjauhi sejumlah retail yang berasosiasi dengan simbol Amerika Serikat seperti Starbucks, McDonald's dan lain-lain. Pasalnya, per tanggal 15 Mei 2018 rencananya pemerintah Amerika Serikat resmi membuka kedutaan besarnya di Yerussalem. Atas hal tersebut, Juru Bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengkonfirmasi bahwa informasi itu hoax.
Lebih jauh, Tutum menjamin, pengelola mall telah meningkatkan keamanan dengan menambah anggota, serta memperketat pemeriksaan. Untuk itu, dia berharap, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa, termasuk dalam kegiatan ekonomi.
Menurut Tutum, ketakutan masyarakat hanya akan membuat ekonomi Indonesia terpuruk. Keterpurukan itu, ujarnya, merupakan tujuan dari teroris. "Maka kita mengimbau konsumen untuk mawas diri, tapi tetap beraktivitas normal," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menuturkan, seruan peningkatan keamanan telah disampaikan kepada sekitar 300 mall anggotanya. "Kita nambah anggota, termasuk dari aparat Kepolisian," katanya.
Selain itu, Stefanus mengatakan, manajeman mall telah diimbau untuk menyiapkan petugas keamanan berseragam bebas. Atas kesiagaan itu, Stefanus mengatakan pemeriksaan di pintu masuk pusat perbelanjaan akan jauh lebih ketat dibandingkan hari biasa. "Dengan pengamanan ini, pengunjung diharap bisa bersabar," ujarnya.
Pada Ahad pagi, 13 Mei 2018, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Lokasi serangan bom di Surabaya terjadi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro; Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Baratajaya, Kecamatan Gubeng; dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan 11 orang tewas akibat teror bom itu.
Baca Kelanjutan Hoax Larangan ke Mall Terkait Teror Bom, Ini Antisipasi Aprindo ... - Bisnis Tempo.co : https://ift.tt/2jVL9Hf
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hoax Larangan ke Mall Terkait Teror Bom, Ini Antisipasi Aprindo ... - Bisnis Tempo.co"
Post a Comment